Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dikelompokkan menjadi bahan ajar cetak dan bahan ajar noncetak Bahan ajar dapat berperan bagi guru dan siswa. Bagi guru, bahan ajar dapat berperan (a) menghemat waktu guru mengajar, (b) mengubah peran guru dari satu-satunya sumber informasi di kelas menjadi fasilitator, dan (c) membantu proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Sementara peran bahan ajar bagi siswa adalah (a) membantu siswa belajar tanpa harus ada guru atau siswa lain, (b) membuat siswa dapat belajar kapan dan di mana saja, (c) membuat siswa dapat belajar dengan kecepatannya sendiri, (d) menjadikan siswa dapat belajar menurut urutannya sendiri, dan (e) meningkatkan potensi siswa agar menjadi pelajar mandiri. Peran bahan ajar dalam pembelajaran klasikal adalah sebagai bahan yang tak terpisahkan atau pelengkap dari buku utama. Pemanfaatan bahan ajar dalam pembelajaran klasikal dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Peran bahan ajar dalam pembelajaran individual adalah sebagai bahan utama dan sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Di samping itu, bahan ajar juga dapat dijadikan sebagai alat yang dapat digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa memperoleh informasi. Bahan ajar merupakan bahan yang terintegrasi dalam pembelajaran kelompok.
Dalam mengembangkan bahan ajar yang baik, ada lima langkah utama yang sebaiknya diikuti, yaitu berikut ini.
1. Tahap analisis merupakan tahap untuk mencari informasi mengenai perilaku dan karakteristik awal yang dimiliki siswa.
2. Tahap perancangan adalah tahap perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan hasil analisis, pemilihan topik mata pelajaran, pemilihan media dan sumber, serta pemilihan strategi pembelajaran.
3. Tahap pengembangan merupakan tahap penulisan bahan ajar secara utuh. Tulislah apa yang dapat Anda tulis, tidak perlu harus urut.
4. Tahap evaluasi merupakan tahap yang harus dilalui untuk memperoleh masukan bagi penyempurnaan bahan ajar yang telah dikembangkan. Ada empat cara yang dapat dilakukan, yaitu telaah oleh ahli materi, uji coba satu-satu, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan.
5. Berdasarkan komentar yang diperoleh pada setiap tahap evaluasi, revisi dilakukan terhadap bagian bahan ajar yang perlu diperbaiki dan penyesuaian pada bagian lainnya agar bahan ajar yang dikembangkan tersebut menjadi bahan ajar yang utuh dan terpadu.
Dalam proses pengembangan bahan ajar tersebut, terdapat 7 faktor yang harus dipertimbangkan oleh guru agar bahan ajarnya menjadi efektif. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kecermatan isi, berkaitan dengan validitas isi dan keselarasan isi.
2. Ketepatan cakupan, berkaitan dengan keluasan dan kedalaman materi, serta keutuhan konsep yang dibahas berdasarkan bidang ilmunya.
3. Ketercernaan bahan ajar, berkaitan dengan kemudahan bahan ajar tersebut dipahami dan dimengerti oleh siswa sebagai pengguna.
4. Penggunaan bahasa, berkaitan dengan pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata, penggunaan kalimat efektif dan penyusunan paragraf yang bermakna.
5. Perwajahan/pengemasan, berkaitan dengan tata letak informasi dalam satu halaman cetak.
6. Ilustrasi, berkaitan dengan variasi penyampaian pesan dalam penulisan bahan ajar agar lebih menarik, memotivasi, komunikatif, dan membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi pesan.
7. Kelengkapan komponen, berkaitan dengan paket bahan ajar yang berfungsi sebagai komponen utama, komponen pelengkap, dan komponen evaluasi hasil belajar.
Pembelajaran mempunyai karakteristik yang sangat berbeda. Hal ini disebabkan karena karakteristik siswa berbeda. Secara institusional tujuan pembelajaran lebih kearah pengembangan potensi dasar para siswa , karena potensi dasar ini sangat diperlukan untuk belajar dan pembelajaran pada tingkat pendidikan selanjutnya. Apabila belajar dan pembelajarannya tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga potensi dasar tidak berkembang dikhawatirkan menjadi penghambat bagi perkembangan siswa selanjutnya, khususnya dalam mengikuti program-program belajar dan pembelajaran.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka bahan ajar hendaknya memiliki karakteristik sebagaimana bahan ajar pada umumnya, seperti berikut ini:
1. Bahan pembelajaran hendaknya memiliki karakteristik dapat membelajarkan sendiri para siswa (self instructional), artinya bahan ajar mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya semua bahan yang termuat di dalamnya dan diperlukan bagi pembelajaran siswa.
2. Bahan ajar bersifat lengkap, sehingga memungkinkan siswa tidak perlu lagi mencari sumber bahan lain. Hal ini dimaksudkan agar tidak mempersulit siswa dalam belajar, meskipun pada sisi lain dapat mematikan kreativitas siswa. Dengan sifat lengkap bahan pembelajaran juga dapat mengatasi kekurangan buku pelajaran.
3. Bahan pembelajaran bersifat fleksibel, dapat digunakan baik untuk belajar klasikal, kelompok dan mandiri.
4. Desain bahan pembelajaran dibuat dalam format yang sederhana tidak terlalu kompleks dan detail, yang penting bahan pembelajaran mampu merangsang perkembangan seluruh potensi dasar siswa . Misalnya, mengembangkan potensi berbahasa, berimajinasi, berpikir kritis, aktif dan kreatif, dan potensi-potensi lain yang mendasari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk tingkat pendidikan selanjutnya.
5. Tampilan bahan pembelajaran harus menarik perhatian siswa.
Semoga bermanfaat
#SalamInspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar